salam... buat yang lagi cari font arab... ini linknya silahkan faddol download
Read More......- jurnalistik(7)
- catatan(5)
- tips n trik blogger(5)
- bisnis online(2)
- komputer(2)
- motivasi(1)
KATEGORI
Blog Archive
teman-teman
MEMBUAT SOAL ULANGAN DENGAN PROGRAM CAPTIVATE
Macomedia Captivate dapat menjadi pilihan dalam pembuatan alat pembelajaran interaktif yang bagus dan mudah untuk dipelajarinya. Software ini juga dapat digunakan untuk membuat soal-soal ulangan harian atau hanya sebagai latihan bagi siswa, dan dapat juga digunakan untuk membuat desain publikasi, presentasi, kuisioner yang interaktif.
Kami akan membahas tuntas cara penggunaan Program Macromedia Ceptivate terutama dalam pembuatan model soal-soal yang dapat dibuat oleh program ini, kemudian cara pembuatan pembelajaran interaktif bagi siswa, presentasi dan banyak lagi yang bias di buat dalam program ini berikut penjelasan dalam pengaturan seting movie masing-masing desain yang kita buat.
Membuat Desain Soal Multiple Choise
Multiple choise merupakan soal pilihan ganda yang memerlukan satu jawaban yang benar dari beberapa pilihan yang tersedia. Tipe soal ini sering kita jumpai dalam soal harian siswa atau soal ulian semester atau ujian sekolah. Biasanya bentuk soal ini sering dibuat oleg guru atau dosen yang materinya banyak tiori-tiorinya.
Bila kita buatkan soal pilihan ganda dengan menggunakan Program MC ini akan membantu dalam pemeriksaan jawaban, karena begitu siswa selesai mengerjakan maka nilainya akan langsung tampil diakhir jawaban. Kemudian kita dapat melihat dan menganalisis soal manakah yang paling banyak tidak bisa dijawab oleh siswa. Bila siswa ulangannya kurang dari SKBM maka siswa tersebut dapat mengerjakan secara berulang-ulang dijadikan sebagai latihan.
Berikut adalah langkah langkah dalam membuat soal multiple choice di macromedia captivate
1. Buka program Macromedia Captivate
1.
klik menu ‘Record or Create a new movie’, kemudian klik ‘Blank Movie’, lalu klik OK
1.
pilih bentuk ukuran jendela yang nanti akan dibuat, bisa custom/preset size, klik OK.
2.
sekarang akan kita mulai membuat soal, setelah tampil jendelanya, klik menu Insert kemudian klik Question Types maka akan tampil seperti jendela di bawah ini
3.
pilih multiple choice untuk membuat soal bentuk pilihan ganda, kemudian klik OK. kemudian tampillagi jendela seperti di bawah ini;
4.
tulis pertanyaanya pada kotak isian Question, dan pada title bisa diganti juga bisa diabaikan saja atau mau dihapus juga bisa itu tidak berpengaruh pada pengerjaan soal.
5.
pada kotak isian “Answer”, tulis pilihan jawabannya dengan meng klik add kemudian ketik ilihan jawaban.
6.
kemudian beri tanda titik untuk pilihan jawaban yang benar sebagai kunci jawaban, maka bila menjawab sesuai dengan yang diberi tanda titik maka jawaban tersebut dianggap benar.
7.
bila sudah selesai tidak ada yang akan diatur klik OK. maka akan tampil seperti dibawah ini hasilnya
8.
untuk membuat soal berikutnya ke nomor dua dan seterusnya, lakukan langkah yang sama seperti no. 7 sampai no. 10
9.
bila sudah selesai misalkan 20 soal, maka langkah terakhir harus melakukan publish supaya dapat dibuka dalam komputer yang lain. cara publis klik menu “Publish” maka akan tampil kotak seperti di bawah ini;
10.
untuk publishnya Anda bisa memilih, mau akan dijadikan sebagai file EXE, html atau file swf.
11.
dalam kotak publish kita dapat mengatur tampilan untuk slidnya nanti yang ditampilkan pada kotak Movie information dengan meng-klik Preferences, dan bila tidak akan mengatur tampilan langsung saja klik “tombol Publish yang ada di bawah”.
Nah sekarang sudah selesai pembuatan soalnya kemudian langkah berikutnya Anda untuk mencoba dan untuk dijawab guna memeriksa kunci jawaban apa sudah sesuai belum.
Macomedia Captivate dapat menjadi pilihan dalam pembuatan alat pembelajaran interaktif yang bagus dan mudah untuk dipelajarinya. Software ini juga dapat digunakan untuk membuat soal-soal ulangan harian atau hanya sebagai latihan bagi siswa, dan dapat juga digunakan untuk membuat desain publikasi, presentasi, kuisioner yang interaktif.
Posted by : To2 Blog on Kamis, 15 April 2010 | | 0 Comments
DAN SAYAPUN TELAH BERTEMAN DENGAN SYETAN
Wah dah lama kali tak ngeblog nih...kehabisan inspirasi...tapi yang pasti emang dah mulai amnesia kaya'nya...disini saya coba merilis tulisan akhwat saya siti barokah yang kebetulan ketemu di situs pertemenan terpopuler saat ini FACEBOOK. walaupun permohonan izin sudah dilayangkan...namun sang akhwat ni belum kasih jawaban tak apalah mumpung lagi mood on rilis aja...paling yg punya tulisan ngambek..afwan ukhti....semoga catatan mu mengingatkan kita semua agar tak menjadi teman-temen syetan laknatullah....berikut catatanya...
Saya adalah salah satu dari sekian orang yang gatal jika memegang uang. Berapapun nominalnya sedikit atau banyak pasti akan buru-buru lenyap dari genggaman Alias Pemboros Akut.
Sejak sebelas tahun silam saat saya mulai mendapat penghasilan dari keringat sendiri, setiap habis gajian saya memuaskan semua keinginan saya, tak pernah menimbang-nimbang apapun.
Akibatnya, selama sebelas tahun bekerja, saya tidak punya simpanan atau investasi apapun juga.
Saya bukanlah berasal dari keluarga dengan uang melimpah ruah, tapi orang tua saya selalu mencukupi kebutuhan saya, artinya sampai detik inipun saya tidak pernah pusing-pusing memikirkan makan sehari-hari, tempat tinggal dan kebutuhan primer lainnya
Dengan kata lain saya seorang lajang nebeng orang tua yang owner bimbel sekaligus guru dan writer freelancer yang sekali-kali mendapat honor dari penerbit juga masih jualan voucer untuk menambah penghasilan. Seharusnya penghasilan saya lebih dari cukup untuk menghidupi paling tidak diri sendiri . Nyatanya setiap akhir bulan saya masih menengok kanan dan kiri alias kehabisan uang. Bersyukur saya bukan orang yang suka berhutang. Jangan Tanya berapa saldo tabungan saya karena nilainya sangat memalukan..
Baiklah, agaknya saya harus mengevaluasi pos-pos mana saja yang membuat pengeluaran saya begitu membengkak.
1. Jalan-jalan dan hang out bareng teman setiap weekend
Alasan: Saya perlu sekedar refresing dan bersosialisasi.
Faktanya: Kadang saya banyak menghabiskan uang untuk makan di tempat mahal sekedar menunjukkan prestise padahal sama sekali tidak memuaskan lidah Indonesia saya. Nyatanya saya lebih suka makan nasi uduk dan semur jengkolnya mpok Kasih yang harganya Cuma lima ribu perak.
Dan diam-diam setiap weekend saya merindukan tidur siang yang nyenyak di kamar saya.
2. Pembelian make up
Alasan : Setiap perempuan selalu ingin cantik, saya selalu ingin mencoba produk kosmestik atau sekedar tergiur iklan.
Faktanya: Saya tidak pernah make up kecuali jika saya ingin pergi kondangan sehari-haripun saya amat jarang sisiran.
3. Belanja Pakaian
Alasan: Saya sering membeli pakaian dengan harga ratusan ribu rupiah, berharap penampilan saya lebih chic dan berkelas
Faktanya: Saya lebih nyaman memakai kaos seharga Rp. 15.000 perak yang saya beli diemperan Malioboro dua tahun lalu.
4. Belanja Yang tidak perlu
Tak ada alasan khusus untuk pos yang satu ini karena kadang saya hanya membeli sesuatu karena terlihat lucu atau unik
Sebagai contoh saya pernah membeli panggangan impor yang harganya lumayan karena bentuknya yang tak lazim.
Faktanya: Tugas memasak sampai detik ini masih diserahkan ibu saya. Dan saya hampir tidak pernah menggunakan alat itu.
Dari evaluasi di atas saya mendapat pelajaran bahwa selama ini saya telah membelanjakan uang saya untuk sesuatu yang sama sekali tidak saya butuhkan bahkan tidak seratus persen saya inginkan.
Adalah ibu saya yang beberapa tahun terakhir mengendus sifat pemboros saya. Dia mengajak saya melihat sekeliling bagaimana seorang tetangga yang hanya buruh kasar harian pabrik tak punya penghasilan sampingan manapun, tapi mampu mengontrak rumah, menyekolahkan tiga anaknya bahkan mengirim ibunya dikampung. Padahal penghasilannya 3 kali lipat di bawah saya.
Ibu saya mengingat kan saya bagaimana seorang petani yang setiap hari meneteskan keringat tak pernah lelah bekerja seumur hidup dalam kesederhanaan yang begitu mempesona,
Ibu mengajarkan saya agar banyak mensyukuri nikmat yang Allah berikan dengan membelanjakan harta secara bijaksana. dia mulai membuat pos – pos keuangan yang setiap bulan harus saya isi seperti pos kurban, pos zakat, pos arisan, dan pos tabungan.
Ibu saya tidak pernah belajar teori ekonomi,cash flow atau manajemen keuangan dari manapun beliau hanya tamatan Sekolah Rakyat. Tapi beliau pengelola keuangan yang amat bijaksana. Saya yang sarjana ekonomi belajar macam-macam teori ekonomi, mantan konsultan keuangan perusahaan swasta telah dipermalukan oleh nya.
Secara kebetulan saya melihat satu ayat dalam kitab Al Quran yang artinya kurang lebih “ Sesungguhnya pemboros itu temannya syetan”. Saya baru tersadar , bahwa sedemikian kentalkah persahabatan saya dengan syetan? Saya amat nista untuk mengatakan” DAN SAYAPUN TELAH BERTEMAN DENGAN SYETAN”.
Posted by : To2 Blog on Senin, 07 September 2009 | | 0 Comments
Seputar Penyuntingan Naskah
"Buku Pintar Penyuntingan Naskah" yang ditulis oleh Pamusuk Eneste benar-benar dapat dijadikan salah satu referensi bagi para penyunting, khususnya yang baru saja menggeluti bidang ini. Isinya tidak hanya hal-hal teknis seputar penyuntingan, akan tetapi beberapa bab menjelaskan mengenai tugas-tugas, syarat, dan hal-hal yang harus diperhatikan seorang editor. Bagian-bagian tersebut dapat membangkitkan semangat untuk lebih mengembangkan diri atau untuk menguji apakah saat ini seseorang telah menjadi editor yang baik dan benar.
Berikut ini bebarapa syarat untuk menjadi seorang editor yang dituliskan Pamusuk Eneste dalam "Buku Pintar Penyuntingan Naskah".
- Menguasai ejaan.
Harus paham benar ejaan bahasa Indonesia yang baku saat ini. Penggunaan huruf kecil dan huruf kapital, pemenggalan kata, dan penggunaan tanda-tanda baca (titik, koma, dan lain-lain) harus dipahami benar. Bagaimana bisa memperbaiki naskah orang lain jika tidak memahami seluk beluk ejaan bahasa Indonesia.
- Menguasai tatabahasa.
Seorang editor harus menguasai bahasa Indonesia dalam arti luas, tahu kalimat yang baik dan benar, kalimat yang salah dan tidak benar, kata-kata yang baku, bentuk-bentuk yang salah kaprah, pilihan kata yang pas, dan sebagainya.
- Bersahabat dengan kamus.
Seseorang yang malas membuka kamus sebetulnya tidak cocok menjadi penyunting naskah karena ahli bahasa sekalipun tidak mungkin menguasai semua kata ag ada dalam satu bahasa tertentu, apalagi kalau berbicara mengenai bahasa asing.
- Memiliki kepekaan bahasa.
Peyunting naskah harus tahu mana kalimat yang kasar dan kalimat yang halus; harus tahu mana kata yang perlu dihindari dan maa kata yang sebaiknya dipakai, harus tahu kapan kalimat atau kata tertentu digunakan atau dihindari. Untuk itu seorang penyunting naskah peru mengikuti tulisan-tulisan pakar bahasa atau kolom bahasa yang ada di sejumlah media cetak.
- Memiliki pengetahuan luas.
Harus banyak membaca buku, majalah, koran, dan menyerap informasi dari media audiovisual agar tidak ketinggalan informasi.
- Memiliki ketelitian dan kesabaran.
Dalam keadaan apapun, ketika menjalankan tugasnya seorang editor harus tetap teliti menyunting setiap kalimat, setiap kata, dan setiap istilah yang digunakan penulis naskah. Ia juga harus sabar menghadapi setiap naskah, karena proses penyuntingan itu memakan proses yang berulang-ulang.
- Memiliki kepekaan terhadap SARA dan Pornografi.
Penyunting naskah harus tahu kalimat yang layak cetak, kalimat yang perlu diubah konstruksinya, dan kata yang perlu diganti dengan kata lain. Dalam hal ini seorang penyunting harus peka terhadap hal-hal yang berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
- Memiliki keluwesan.
Sikap luwes dan supel harus dimiliki seorang penyunting naskah karena akan sering berhubungan dengan orang lain. Penyunting harus bersedia mendengarkan berbagai pertanyaan, saran, dan keluhan. Dengan kata lain, seorang yang kaku tidaklah cocok menjadi penyunting naskah.
- Memiliki kemampuan menulis.
Hal ini perlu dimiliki seorang penyunting naskah karena kalau tidak tahu menulis kalimat yang benar tentu kita pun akan sulit membetulkan atau memperbaiki kalimat orang lain.
- Menguasai bidang tertentu.
Ada baiknya jika seorang penyunting naskah menguasai salah satu bidang keilmuan tertentu karena akan sangat membantu dalam tugasnya sehari-hari.
- Menguasai bahasa asing.
Dalam tugasnya, seorang penyunting naskah akan berhadapan dengan istilah-istilah yang berasal dari bahasa Inggris. Minimal, seorang penyunting naskah dapat menguasai bahasa Inggris secara pasif. Artinya dapat membaca dan memahami teks bahasa Inggris.
- Memahami kode etik penyuntingan naskah.
Berikut beberapa kode etik penyuntingan naskah yang ada dalam buku ini.
- Editor wajib mencari informasi mengenai penulis naskah.
- Editor bukanlah penulis naskah.
- Wajib menghormati gaya penulis naskah.
- Wajib merahasiakan informasi yang terdapat dalam naskah yang disuntingnya.
- Wajib mengonsultasikan hal-hal yang mungkin akan diubahnya dalam naskah.
- Tidak boleh menghilangkan naskah yang akan, sedang, atau telah ditulisnya.
Buku pintar ini juga memberikan tuntunan kepada para penyunting tentang pentingnya setiap proses penyuntingan. Seperti, proses Pra penyuntingan naskah yang meliputi pengecekan kelengkapan naskah, ragam naskah, daftar isi, bagian-bagian bab, ilustrasi/tabel/gambar, catatan kaki, informasi mengenai penulis, dan membaca naskah secara keseluruhan.
Dalam proses penyuntingan itu sendiri, yang perlu diperhatikan dengan cermat dan seksama oleh penyunting adalah masalah ejaan, tatabahasa, kebenaran fakta, legalitas, konsistensi, gaya penulis, konvensi penyuntingan naskah, dan gaya penerbit/gaya selingkung.
Tidak kalah pentingnya juga proses pasca penyuntingan naskah. Dalam proses ini setiap editor harus memeriksan kembali kelengkapan naskah, nama penulis, kesesuai daftar isi dan isi naskah, tabel/ilustrasi/gambar, prakata/kata pengantar, sistematikan tiap bab, catatan kaki, daftar pustaka, daftar kata/istilah, lampiran, indkes, biografi singkat, sinopsis, nomor halaman, sampai siap diserahkan kepada penulis atau penerbit.
Ternyata tidak begitu sederhana juga tugas seorang penyunting naskah itu, bukan? Semua membutuhkan kemauan dan kerja keras untuk dapat menjdi penyunting yang baik dan benar. Semua kerja keras itu bahkan tidak boleh berhenti pada satu puncak, harus terus ditingkatkan hari demi hari.
Posted by : To2 Blog on Kamis, 23 April 2009 | Label:jurnalistik | 0 Comments
Peran Penulis Editorial
Seorang penulis editorial jarang menghadapi topik kejahatan besar atau sejarah yang signifikan melebihi serangan teroris pada WTC dan Pentagon.
Beberapa orang mungkin menanyakan apakah, entah itu sesuatu yang langka, peristiwa yang sangat penting, dan insiden mengerikan memerlukan pertimbangan khusus dari seorang penulis editorial, sensibilitas yang unik, kewajiban untuk menentukan ukuran kewaspadaan dalam menaksir peristiwa-peristiwa tersebut. Jawaban sederhananya, tidak.
Tugas yang diemban oleh seorang penulis editorial ialah menyaksikan kondisi kemanusiaan dan mengevaluasi sukacita dan penderitaannya, kesedihan dan komedi, kebijaksanaan dan kemarahan, kecemerlangan dan ketidakpahaman, inspirasi dan misteri, dan menginterpretasikan evaluasi itu seprihatin atau sesedih, semarah atau sepuitis hati dan keberanian menulis si penulis.
Yang terbaik, suara editorial menuturkan nilai-nilai dan cita-cita institusinya. Suara tersebut bergumul dengan kehidupan, mencoba mengukur, menjelaskan, dan memberikan pendapat mengenai makna hal tersebut. Konsekuensinya, suara tersebut tidak akan menunjukkan kebulatan suara, tidak juga seperti yang diharapkan, tidak di masyarakat yang pluralistis.
Dalam tragedi 9/11, penulis editorial di seluruh AS, dan dunia, menggambarkan, baik pengetahuan mereka, maupun emosi mereka untuk membangun kata-kata. Mereka bisa memberikan argumen dengan titik yang berbeda; beberapa mungkin didasarkan pada kedisiplinan logika, sedangkan yang lain mendesak pembaca dengan frase-frase yang tangkas dan membalikkan emosi; kesimpulan dan preskripsi mereka bisa amat bervariasi.
Mereka berjuang, dengan cahaya alasan yang memandu mereka, untuk menuangkan pikiran, hati, dan jiwa dengan jujur dalam menanggapi kebenaran yang tanpa kompromi.
Posted by : To2 Blog on | Label:jurnalistik | 0 Comments